Ustadz Yusuf Mansur dan "Matematika" Sedekah
by Unknown in Artikel Islami
Dialah ustad Yusuf Mansur, ustad muda dari Betawi. Usianya memang
masih sangat muda, setelah mencari data lewat Mbah Google saya baru tahu
kalau dia lahir pada tanggal 19 Desember 1976, jadi usianya baru 36
pada tahun ini. Wajahnya yang baby face, bersih, dan terkesan imut-imut.
Setelah pamor Aa Gym redup, ada beberapa ustad muda yang tengah naik
daun. Mereka diantaranya adalah Ustadz Solmet, Ustadz Maulana, Ustadz Jefry, Ustadz Arifin Ilham, dan
Ustadz Yusuf Mansur (Ustadz = guru). Kalau ustad Jefry dikenal sebagai
“ustad gaul” karena dia populer di kalangan anak-anak muda. Kalau Ustad
Arifin Ilham populer dengan majelis dzikirnya yang menghadirkan ribuan
ummat dengan dress code putih-putih. Oh ya, saya ada sedikit
kritikan buat Arifin Ilham, menurut saya dzikir itu tidak perlu
dilakukan secara massal dan terbuka seperti itu, apalagi disiarkan
secara langsung oleh televisi yang menampilkan Ustad Arifin Ilham
menangis tersedu-sedu diikuti oleh para jamaahnya. Kurang sreg gitu,
menurut saya eksploitasi seperti itu dapat mengurangi kekhusukan dzikir
sebagai ibadah personal antara makhluk dengan Khaliknya.
Namun terhadap ustad Yusuf Mansur saya memberi respon positif. Saya
mengikuti ceramah, diskusi, maupun obrolan dari ustad ini di televisi.
Kata-katanya sederhana namun bernas dan mengena di hati. Ustad Yusuf
Mansur mengusung tema “shadaqoh” atau sedekah dalam setiap dakwahnya.
Dia mengajak ummat Islam untuk rajin bersedekah. Sebagian besar ummat
Islam memahami sedekah adalah sebuah pemberian secara ikhlas untuk
membantu orang dhuafa, misalnya memberi sedekah kepada pengemis, anak
yatim, orang miskin, dan kaum papa lainnya. Setelah memberi sedekah
umumnya kita melupakan pemberian tadi dan menganggap sedekah sebagai hal
yang biasa saja.
Tapi, di “tangan” ustad Yusuf Mansur, makna sedekah (giving) lebih dari sekedar memberi. Dia menulis di dalam bukunya, The Power of Giving,
tentang manfaat bersedekah. Sedekah tidak hanya untuk mensucikan harta,
tetapi juga dapat menghapus dosa, memperoleh ampunan Allah, mendapatkan
ridha dan kasih sayang dari Allah, memperoleh bantuan dari Allah, dan
memakbulkan doa-doa. Dia menjelaskan konsep yang bernama “matematika
sedekah”. Konsep matematika sedekah tidak sama dengan matematika yang
kita kenal.
Dasarnya ada pada Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 160 dimana
Allah menjanjikan balasan 10 kali lipat bagi mereka yang mau berbuat
baik (bersedekah adalah salah satu perbuatan baik):
Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh
kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat
maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya,
sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
QS. Al-An’am (6) :
160
Begini konsep matematika sedekah itu (dikutip dari sini)
Menurut pelajaran matematika yang kita kenal di sekolah dasar,
10 – 1 = 9,
tetapi, di dalam matematika sedekah,
10 – 1 = 19,
sebab setiap kali kita bersedekah dengan memberikan satu unit rizki (harta) kita, Allah akan menggantinya (membalasanya) 10 kali lipat.
Jika matematika sedekah itu dilanjutkan, maka kita memperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
10 – 2 = 28
10 – 3 = 37
10 – 4 = 46
10 – 5 = 55
10 – 6 = 64
10 – 7 = 73
10 – 8 = 82
10 – 9 = 91
10 – 10 = 100
Jadi, setelah 10 unit harta kita habis disedekahkan, maka kita
memperoleh balasan dari Allah SWT 10 kali lipat dari semula, yaitu 100
unit. Matematika sedekah ini juga menjelaskan bahwa seseorang tidak akan
jatuh miskin karena sering bersedekah, sebaliknya rizkinya makin
bertambah. Subhanallah. Karena itu tidaklah perlu seseorang mempunyai sifat pelit atau kikir kepada orang lain.
Apakah balasan dari Allah SWT yang 10 kali lipat itu? Apakah berupa
rezki yang jumlahnya 10 kali lipat dari harta yang kita sedekahkan?
Wallahu alam, bisa begitu atau dalam bentuk yang lain, hanya Allah yang
tahu. Balasan dari Allah SWT bisa berupa bantuan yang tidak terduga
datangnya, bisa juga berupa dikabulkannya doa dan keinginan yang selama
ini selalu dipinta. Ustad Yusuf Mansur menghadirkan kisah orang-orang
yang mendapat anugerah tidak terduga karena kebiasaan bersedekah. Ada
tukang bubur ayam keliling yang mendapat hadiah naik haji, ada wanita
yang sudah “pertu” (perawan tua) mendapat jodoh, ada orang yang terlilit
hutang yang ditolong orang lain sehingga hutangnya lunas, dan
sebagainya. Ini membuktikan bahwa memang Allah SWT membalas pemberian
ummat-Nya dengan balasan yang tidak pernah ia bayangkan.
Satu hal yang pasti, Allah SWT sangat menyayangi ummat-Nya.
Bersedekah atau memberi dapat mengijabah doa dan memudahkan banyak
urusan. Memberi itu memang menakjubkan, giving is amazing.
-semoga kita dapat mempercayai & mengikuti pelajaran ini-