Penelusuran Lebih Lanjut

Sedekah akan Memperbanyak Rezeki Bag.3

by in ,

بسم الله الرحمن الرحيم

Ust Yusuf Mansur
Nuniek - Dikesempatan saat ini saya akan melanjutkan pembahasan saya yang lalu tentang Sedekah akan Memperbanyak Rezeki Bag.2 dengan melanjutkannya ke pembahasan Sedekah akan Memperbanyak Rezeki Bag.3, semoga dapat membawa banyak manfaat bagi kita semua.. Amiin ya Robbal 'alamin.

Berikut ini beberapa contoh hadits yang memberikan motivasi beribadah/beramal:

  • Saad bin Abi Waqqash r.a. berkata, “Suatu hari kami duduk bersama Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa Alihi wasallam, kemudian beliau bersabda, apakah kalian tidak mau mendapatkan seribu kebaikan setiap harinya?! Seseorang yang hadir di situ bertanya, bagaimana caranya mendapatkan seribu kebaikan itu? Beliau menjawab, yaitu dengan bertasbih sebanyak seratus tasbih. Maka baginya tertulis seribu kebaikan dan darinya dihapus seribu kesalahan.” (HR. Muslim).

Nah, hadits ini memberikan motivasi untuk membaca tasbih sekurang-kurangnya seratus kali. Tapi apakah setelah tahu bahwa ia bisa mendatangkan seribu kebaikan dan menghapus seribu kesalahan, lalu kita tidak mau berbuat kebaikan? Tentu saja kita akan tetap melaksanakan kebaikan yang lain, tidak hanya bertasbih saja. Tapi hadits ini cukup untuk membuat kita menjadi gemar membaca tasbih. Lalu salahkah kita mengharap seribu kebaikan datang dan seribu kesalahan terhapuskan dengan membaca seratus tasbih? Tidak salah, sebab memang Rasulullah yang menawarkan hal tersebut. Dan ini tidaklah mengganggu apa yang disebut dengan “keikhlasan”.

  • Abu Dzar ra berkata, berkata Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa Alihi wasallam, "segala ucapan dari kalian bisa menjadi sedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, mengajak kepada kebaikan adalah sedekah dan melarang kemungkaran adalah sedekah. Hal itu dicukupi dengan dua rakaat yang dilakukan pada waktu Dhuha.” (HR. Muslim).

Di dalam hadits tersebut, Rasul memberikan motivasi bagi seseorang yang mau melaksanakan ibadah shalat
sunnah Dhuha. Disebut keutamaannya mencukupi “keperluan” sedekah dengan hanya mengerjakan shalat sunnah Dhuha dua rakaat. Tapi apakah kemudian kita yang membacanya lalu tidak mau sedekah lagi? Tentu saja tidak. Kita tetap akan bersedekah kalau memiliki kelebihan uang. Hanya, setelah tahu keutamaan shalat sunnah Dhuha yang demikian besarnya, ada kemungkinan bagi seseorang lebih giat lagi melaksanakan shalat sunnah Dhuha ini. Lalu salahkah kita berharap akan fadilah shalat sunnah ini? Jelas tidak salah, sebab Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa Alihi wasallam sendiri yang menawarkannya dan memberitahukannya.
  • Abu Hurairah ra berkata, bahwa ada fakir miskin Muhajirin yang datang kepada Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa Alihi wasallam, kemudian mereka berkata kepada beliau, “Enak betul orang-orang yang memiliki harta. Karena mereka meraih derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Mereka shalat seperti kami dan puasa seperti kami juga, sedangkan mereka memiliki kelebihan berupa harta yang dengannya mereka dapat melaksanakan ibadah haji dan umrah serta berjihad dan bersedekah.”

Lalu Rasulullah bersabda, “Maukah kalian aku ajarkan sesuatu yang dengannya kalian akan bisa mengejar kelebihan mereka dan dengannya pula kalian akan mendahului orang yang setelah kalian. Tidak ada orang yang mengungguli kalian kecuali jika dia mengerjakan hal yang sama dengan yang kalian kerjakan.”
Mereka menjawab, “Mau ya Rasul.”
Beliau meneruskan, “Kalian membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah selesai shalat sebanyak tiga puluh tiga kali.”
Abu Shalih, perawi dari Abu Hurairah, ketika ditanyakan tentang bagaimana mengucapkan zikir tersebut, dia berkata, “Bacalah subhanallah, alhamdulillah dan Allahu akbar, sehingga masing-masing dibaca tiga puluh tiga kali.” (Muttafaq „alaih).
***

Begitulah halnya dengan sedekah. Allah dan Rasul-Nya memberikan spirit, memberikan motivasi, memberikan stimulus, bahwa bila kita mau bersedekah, maka salah satu keutamaannya adalah kita dijauhkan dari bala dan dijauhkan dari kesulitan (di samping kita akan dijauhkan dari penyakit dan ditambah rezekinya). Apalagi janji-Nya tentang seputar pelipatgandaan amal banyak diabadikan di dalam al Quran. Alias Allah sendiri (di luar hadits) yang menyatakan/mengundang seseorang beramal dengan imbalan balasan kebaikan yang lebih baik lagi. Contohnya adalah apa yang tertera di dalam ayat berikut ini;

  • “Barangsiapa yang melakukan amal baik, maka baginya sepuluh kali lipat amalnya…” (al Anâm: 160).
  • “Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan satu benih yang menumbuhkan tujuh bulir, di mana pada tiap-tiap bulir mengandung seratus biji. Allah melipatgandakan ganjaran bagi siapa yang dikehendaki…” (al Baqarah: 261).

Maka tidaklah salah bila kemudian kita juga berharap balasan dari Allah. Dan sudah barang tentu, bila hal ini salah, maka Allah sendiri tidak akan menjanjikannya.

Lihat lagi ayat berikut ini, yang sekilas nampaknya akan kontradiksi:
“… Dan apa saja yang kamu nafkahkan di jalan Allah, maka pahalanya untuk diri kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah…”(al Baqarah: 272).
Tapi ternyata ayat ini bukan menunjukkan ketidakbolehan meminta kepada Allah lewat jalan amal. Ayat ini menunjukkan larangan beramal sebab manusia, tapi untuk mencari ridha-Nya dalam beramal. Dan perhatikan sekali lagi. Malah, bukankah dengan Allah mengungkapkan keutamaan beramal di jalan-Nya, di ayat-ayat sebelumnya, itu juga menunjukkan keridhaan-Nya memberi lebih, dan ridha kita memintanya? Ini bahkan dibuktikan dengan dilanjutkan di ayat tersebut juga (di ayat yang sama) dengan kalimat:
“… Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup. Sedikitpun kamu tidak akan dianiaya.” (al Baqarah: 272).

Dan juga lihat motivasi dari Allah di ayat berikut ini;
“Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapatkan pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (al Baqarah: 277).

Jadi, ini tidak terkait dengan ikhlas dan tidak ikhlas. Inilah hubungan termanis antara Allah dan hamba-Nya, Rasul dan ummatnya. Bila kita baik kepada Allah dan Rasul-Nya, mematuhi apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka keperluan kita akan dicukupkan, dan kita akan ditolong.

Sementara itu, teruslah melatih diri, bahwa tanpa iming-iming surga dan tanpa ancaman neraka, kita bisa juga beramal, dengan tujuan yang satu; Ridha Ilahi. Kita kan tidak bisa selamanya seperti anak kecil, yang baru mau menyapu kalau bundanya bilang, “Nak, tolonglah menyapu… nanti ibu tambahin deh uang saku…” Tidak. Kita harus melangkah menjadi orang dewasa. Suatu saat, ketika kita sudah dewasa dalam beragama, maka kita tidak perlu diiming-imingi uang saku untuk menyapu. Kita akan menyapu, dengan atau tanpa uang saku tambahan. Mudah-mudan Allah senantiasa memberikan bimbingan bagi kita.

Jadi insya Allah, kalau saudara berharap sesuatu dari amal saudara, sementara itu pengharapannya hanya kepada Allah, maka tidak mengapa. Jangan mempersulit diri dengan mengatakan bahwa ini tidak etis. Etis-etis saja. Wong berharapnya sama Allah. Yang tidak etis itu kalau justru kita tidak meminta kepada Allah. Dan kemudian kita membicarakan amal kita di mana-mana untuk tujuan dipuji (sedangkan bila tujuannya untuk ditiru saja tidak ada salahnya; siapa tahu bisa menjadi teladan). Dalam shalat saja kita dimotivasi oleh Allah dan Rasul-Nya, bahwa kalau saja kita mau berjama’ah, maka pahalanya akan dilipatgandakan dua puluh derajat lebih banyak daripada shalat sendiri. Tentu sebagai seorang muslim, ketika shalat berjamaah ini menjadi sifat kita, maka kita tiada lagi perlu melihat bahwa shalat berjamaah ini mengandung keutamaan dua puluh derajat lebih tinggi daripada shalat sendiri. Artinya, setelah pembelajaran terjadi, kita bisa shalat tanpa memikirkan lagi tentang pahala. Begitulah yang diharapkan dari motivasi tentang fadilah sedekah. Sebagai sebuah pembelajaran juga kiranya.


Tapi baiklah, mudah-mudahan ketika kita sudah bisa bilang, “masa sama Allah hitung-hitungan (dalam beramal)…” Mudah-mudahan saat itu kita sudah dimasukkan ke dalam derajat keimanan yang tinggi yang tidak perlu lagi semacam imbal saja dari Allah. Sekali lagi, latihlah diri kita dengan amal-amal yang kita lakukan hanya untuk ridha Allah.

Saya kira cukup segini aja dulu yah pembahasan kita tentang Sedekah akan Memperbanyak Rezeki Bag.3, udah mau shubuh.. Semoga dapat memberikan kita semua manfaat yang sebesar-besarnya.
Read More.. Sedekah akan Memperbanyak Rezeki Bag.3

Sedekah akan Memperbanyak Rezeki Bag.2

by in ,

بسم الله الرحمن الرحيم

Ust Yusuf Mansur
Nuniek - Pada kesempatan kali ini saya akan melanjutkan pembahasan saya yang lalu tentang Sedekah akan Memperbanyak Rezeki Bag.1 dengan Sedekah akan Memperbanyak Rezeki Bag.2 semoga pembahasaan ini dapat membawa manfaat bagi kita semua.

2. Bâdiru bishshadaqah, fa innal balâ-a lâ yatakhaththâha, bersegeralah bersedekah, karena bala (kesulitan, kesusahan, atau permasalahan), tidak pernah bisa mendahului sedekah. (al Hadits).

Sedekah diyakini bisa berperan sebagai penolak bala. Kiranya, hadits di atas tersebut bisa menjadi hadits pendukung keyakinan ini. Dan nyatanya memang demikian. Dalam konteks permasalahan, khususnya permasalahan hutang, tentu seseorang akan menghadapi kemungkinan intimidasi dan kemungkinan-kemungkinan jelek lainnya. Hal ini biasa kalau memang punya hutang.
Utamanya kalau pas tidak ada kemampuan membayar. 

Maka, bersedekah, menjadi pilihan yang tidak bisa ditawar.

Seorang kawan bercerita, bahwa ia tidak punya uang yang cukup untuk membayar hutangnya. Kalaupun ia bayarkan, maka bukan saja uang tersebut tidak cukup untuk membayar hutangnya (bahkan untuk angsuran saja tidak cukup), tetapi ia juga tidak punya uang lagi. Maka yang ia lakukan adalah membagi tiga. Sepertiga ia gunakan untuk keperluan sehari-hari dan “ongkos jalan”, sepertiga ia gunakan untuk “sedikit bahasa” untuk yang menagih, dan sepertiganya lagi ia sedekahkan. Dan ia mengaku, di kemudian hari ia berhasil membayar hutangnya.

Seorang jamaah majlis yang kebetulan punya jadwal jatuh tempo hutang yang kelewat batas, pun memilih mengeluarkan sedekahnya untuk “meredam marahnya” mereka yang menagih. Dan efektif! Menagih sih memang menagih tuh petugas, tapi “tensinya” sudah tidak tinggi.

Lain lagi cerita seorang kawan yang kena wasir. Suatu hari ketika ia terbaring lemah di rumah sakit, datanglah keputusan dokter bahwa ia harus dioperasi untuk wasirnya. Lantaran ia takut dioperasi, dan tahu keutamaan sedekah bahwa sedekah bisa menghilangkan bala (dan ia menganggap bala itu termasuk penyakit), maka yang ia lakukan adalah bertanya kepada istrinya, “mah, berapa tabungan yang kamu punya?” Istrinya menjawab, “… Sekian…” Lalu ia berkata, “Mah, daripada uang itu dipake buat operasi, mendingan Mamah pulang aja. Sedekahin tuh uang buru-buru. Papah pengen pulang besok.”
Tahu ga pembaca, wasirnya malah sembuh! Tanpa operasi. Hanya dengan jalan sedekah.

Ketika saya berceramah di Medan, saya “dicegat” oleh salah satu jamaah yang hadir. Lalu ia “memaksa” saya mendengarkan kisah dia, bahwa dia pernah selamat lantaran sedekah. Ceritanya, suatu hari ia disuruh membeli tiket untuk bosnya, tujuan Singapura. Entah bagaimana, tiket tersebut hilang. Bingunglah dia. Lalu dia mengingat, katanya sedekah bisa menolak bala. Tangannya otomatis merogoh kantong. Dan di kantongnya ada sekitar Rp. 32.000,- rupiah. Tanpa pikir panjang lagi, ia sedekahkan uang yang ada di kantongnya tersebut kepada tukang sapu di bandara. Tidak lama kemudian, ada pengumuman bahwa telah ditemukan tiket tujuan Singapura, dan bisa diambil di bagian lost and found!

Seorang sahabat yang sangat dekat, pernah selamat dari bahaya kecelakaan lalu lintas di jalan tol. Ceritanya, dengan kecepatan yang tinggi, mobil Escudonya ditabrak mobil Feroza dari belakang. Keras sekali benturannya, begitu tutur sang sahabat. Entah kejadian fisika seperti apa, nampaknya sedikit keajaiban terjadi. Mobil Escudonya engga apa-apa. Tidak lecet barang sedikitpun. Sedangkan mobil Feroza yang menabraknya hancur berat di bagian depannya. Kejadian tabrakan tersebut di sore harii. Cerita punya cerita, dia bertanya, apakah ini lantaran dia di pagi harinya dia mengeluarkan sedekah Rp. 200.000,- lalu dia diselamatkan Allah? Dengan penuh keyakinan yang mantap, saya menganggapnya iya. Entahlah apa yang terjadi andai di pagi harinya tidak diawali dengan bersedekah. Dan memang beginilah keutamaan sedekah. Jadwal ketabraknya tetap, tapi kekuatan dari tabrakan tersebut sudah tidak mempunyai kekuatan lagi. Sudah diredam oleh Allah karena sedekah. Semakin besar sedekah kita, semakin besar bala yang bisa dihilangkan. Insya Allah.

Memang perlu keyakinan yang tinggi kepada Allah, bahwa memang bersedekah bisa menghilangkan bala. Maka wajar bila di surah al Furqân: 70, ada persyaratan iman sebelum amal saleh. Amal saleh yang terbangun dengan pondasi keimanan yang tinggi, akan mempunyai dampak kekuatan iman yang besar juga.

3. Wa man qudira ‘alaihi rizquhû, falyunfiq mimmâ âtâhullâh, dan barangsiapa yang sedang disempitkan rizkinya, maka hendaklah ia banyak-banyak menginfakkan hartanya yang diberikan Allah. (ath Thalâq: 7).

Banyak orang yang hadir ke Majlis Syifa untuk konseling permasalahan ini dan itu, termasuk hutang. Dan terapi (jawaban) yang diberikan adalah memperbanyak sedekah saja. Karena sedekah bisa mengundang datangnya rezeki yang lebih besar. Dan begitulah yang ditegaskan oleh Allah di ayat yang dikutip di atas. Pada saat sempit rizki, justru kita harus berbagi, justru kita harus bersedekah.

Sebagiannya ada yang bertanya, kan kami tidak uang, dan kami justru dalam keadaan sulit? Saudara, kalau kita mau, maka ada saja jalan untuk bersedekah. Di satu sisi, boleh jadi kita tidak punya uang (baca: uang cash), tapi lihatlah aset di rumah. Mungkin kita punya tanah yang bisa kita wakafkan, mungkin kita punya benda elektronik yang bisa kita jual untuk kemudian kita sedekahkan, mungkin kita punya emas yang bisa kita jual juga, dan mungkin kita

punya-punya yang lainnya yang bisa kita “kecilin”, alias kita jadikan ia uang. Atau kita sumbangkan langsung secara fisiknya tanpa menunggu ia menjadi uang. Nah, bila kita bisa begini, maka kemungkinan besar kita akan dimudahkan oleh Allah segala urusan dan diberikan rizki yang banyak.
Sebuah pengorbanan juga akan dilihat Allah. Kecil pengorbanannya maka kecil pula bantuan Allah yang datang. Besar pengorbanannya maka besar pula bantuan Allah yang datang. Tentu saja keikhlasan tetap menjadi prasyarat yang utama, karena biar bagaimanapun kecil dan besarnya perngorbanan adalah hal yang relatif sifatnya.

Dalam hal besar kecilnya pengorbanan, Allah berfirman, lan tanâlul birra hattâ tunfiqû mimmâ tuhibbûn, kalian tidak akan mencapai kebaikan, sampai kalian bisa mengorbankan apa yang kalian cintai. (Âli Imrân: 92). Dalam urusan hutang, maka kebaikan yang dimaksud adalah kemampuan menyelesaikan hutang. Sedang kebaikan bagi yang sakit adalah kesembuhan dari sakitnya, kebaikan bagi orang yang sedang surut bisnisnya adalah naik lagi bisnisnya, jaya lagi bisnisnya, dan seterusnya.

Sungguh aneh, jika kemudian ada orang-orang yang sedang bermasalah dalam urusan rezeki, lalu tidak menyambut penawaran dari Allah ini.

Seorang kawan bercerita, bahwa ia memiliki hutang sebanyak 70 juta. Menurut hitungan, tidaklah mungkin ia bisa bayar dan hampir saja menyerah. Lalu yang ia lakukan adalah mencari apa yang bisa ia “buang” untuk dijadikan senjata sedekah. Ketemu! Tidak jauh-jauh, yaitu handphone-nya. Ia jual saja handphone-nya, kemudian ia sedekahkan. Tidak lama berselang, ia ditagih lagi, dan memang wajar ditagih. Ia minta waktu. Ia juga bercerita, bahwa ia sedang ada sedikit bisnis. Hanya bisnisnya ini tidak jalan. Padahal, katanya, kalau bisnisnya ini jalan, insya Allah keuntungannya bisa dipakai untuk memulai mencicil hutangnya. Tahu apa yang terjadi, orang yang menagih tersebut malah menawarkan bantuannya lagi! Dia mengajukan syarat, bahwa keuntungan pertamanya ia ambil seluruhnya dulu untuk membayar hutang dia kepadanya. Hingga lunas. Baru setelah lunas, keuntungan dibagi dua. Tentu saja ia setuju. Kiranya, kita memang harus yakin sama janji dan kuasa Allah. Dan begitulah, kalau Allah sudah berkenan menolong, tak ada yang bisa menghalangi. Lihat saja, niatnya nagih, malah kemudian menjadi mitra bisnis lagi.

Satu hal yang mau saya garis bawahi, bahwa sedekah memang bisa benar-benar membuat Anda menjadi bisa bayar hutang, menyelamatkan Anda dari kemungkinan bahaya, dan membuat rizki Anda menjadi berlipat-lipat. Sungguh, di lain waktu, saya akan membahas perihal keutamaan sedekah ini lebih lengkap dan lebih luas lagi. Insya Allah.

Fadilah sedekah itu ada empat; mengundang datangnya rezeki, menghalau kesulitan, menyembuhkan penyakit, dan memperpanjang umur. (al Hadits).

Bolehkah Bersedekah Dengan Berharap Sesuatu Di Balik Sedekah Tersebut? Cerita Motivasi dan Spirit Dari Allah dan Rasul-Nya.

Lalu kemudian, yang menjadi pertanyaan, apakah boleh sedekah dengan mengharapkan “sesuatu” di balik sedekah yang kita lakukan?

Hal ini menjadi penting, sebab inti dari “menyelesaikan hutang segunung” adalah dengan jalan memperbanyak sedekah. Jangan sampai nanti kita diklaim, “Wah, saudara bersedekah ada maunya (yaitu mau dibebaskan hutang)”. Semoga Allah berkenan menunjukkan kita ke jalan yang benar, dan menyelamatkan kita dari kesalahpahaman akan ajarannya, serta melindungi kita dari keyakinan yang salah. Amin. Allah jualah Penentu Kebenaran Yang Hakiki.

Saudara, menurut pengetahuan kami (mohon koreksian bila ditemukan kesalahan) tidak mengapa saudara bersedekah sambil mengharap adanya bantuan Allah di masalah hutang saudara (atau di masalah-masalah yang lain). Karena ini adalah permintaan saudara kepada Tuhan saudara, Allah rabbul „alamin. Iman yang bagaimana lagi ukurannya dibanding kita percaya akan janji-Nya dan memohon kepada-Nya melalui pintu sedekah? Semakin besar tingkat kepercayaan kita kepada Allah, tentu akan semakin besar pula sedekah kita, pengorbanan kita.

Mengakadkan keutamaan sedekah dengan berharap masalah hutang selesai juga tidak terkait dengan ikhlas atau tidak ikhlas. Saudara boleh tidak sepaham dengan hal ini; bahwa masalah bisa dibeli dengan sedekah dan bahwa keinginan juga bisa dibeli dengan sedekah. Tapi insya Allah tulisan ini juga tidak bermaksud berkonfrontasi kepada mereka yang tidak setuju. Hal ini dipaparkan, tidak lain tidak bukan agar tumbuh spirit, tumbuh semangat untuk giat beramal dan bersedekah.

Saudara, sedekah dikatakan tidak ikhlas adalah kalau kita ngomongin sedekah kita, mengungkitnya di sesama manusia (al Baqarah: 264). Tapi kalau kita berharap “imbal jasa” dari Allah, menurut keterbatasan kami, ini namanya “doa”, atau “permintaan”. Pikirkanlah, apalah lagi yang lebih utama, daripada mengharap hanya kepada Allah? Dan memasukinya lewat pintu yang diperintahkan oleh-Nya, yang salah satunya adalah pintu sedekah?

Syahdan, ada orang tua yang bilang kepada anaknya, “Nak… Jika kamu berhasil masuk ranking sepuluh besar, kamu akan ayah belikan sepeda.” Lalu terjadilah dorongan yang begitu besar di dalam diri si anak tersebut sehingga ia memacu dirinya untuk bisa menembus sepuluh besar. Tatkala anaknya bisa mencapainya, si anak “menagih janji”. Dan dapatlah janji tersebut, karena memang sudah dijanjikan.

Dan Subhanallah, Allah menawarkan dan menjanjikan surga bagi siapa yang mengerjakan perintah-Nya, dan mengancam dengan neraka bagi siapa yang menjauhi-Nya. Maka, salahkah bila kita juga mengharap surga dan berharap jauh dari neraka-Nya dengan beribadah kepada-Nya? Allah memberikan surga dan neraka sebagai motivasi dan ancaman. Bahkan dalam Ilmu Hadits, kita juga mengenal adanya hadits targhib wattarhib, hadis motivasi dan ancaman.

Semoga pembahasan saya kali ini Sedekah akan Memperbanyak Rezeki Bag.2 dapat menjadi bahan renungan bagi kita, saya akan lanjutkan dilain kesempatan.
Read More.. Sedekah akan Memperbanyak Rezeki Bag.2

Sedekah akan Memperbanyak Rezeki Bag.1

by in ,

بسم الله الرحمن الرحيم
Ust Yusuf Mansur
NuniekBaiklah, untuk lebih masuk ke hati, kita bahas 2 dari hadits Rasulullah, dan satu firman Allah berikut ini yang berkenaan dengan Sedekah akan memperbanyak rezeki bag.1.

Firman Allah dan Hadits Rasulullah Yang Berkenaan Dengan Penyelesaian Hutang Segunung.

1. "Wallâhu fî ‘anil ‘abdi mâ kânal ‘abdu fî ‘awni akhîhi", Allah selalu berkenan membantu hamba-Nya, selama hamba-Nya berkenan membantu saudara-Nya. (al Hadits).

Inilah rahasia Allah yang tidak ada seorangpun tahu. Kenapa juga mereka yang sulit justru harus mencari mereka yang lebih sulit? Kenapa mereka yang susah justru harus mencari mereka yang lebih susah? Dan kenapa mereka yang menderita harus mencari mereka yang lebih menderita? Malah bukan sekedar mencari, tetapi membantu melepaskan kesulitannya, menolong kesusahannya, dan meringankan penderitaannya.
Dalam konteks penyelesaian hutang, maka kita harus cari orang-orang yang berhutang untuk kita bantu bebaskan hutangnya; misalnya bebaskan hutang tetangga kita di warung, bebaskan hutangnya yatim di sekolah (yang terkait dengan spp sekolahnya), kita bebaskan mereka yang berhutang ke kita (lantaran kesulitan ekonomi). Atau boleh juga kita cari anak yatim untuk kita pelihara, kita cari orang-orang miskin untuk kita bagi sebagian dari makanan dan simpanan harta kita, dan kita bagikan obat-obatan dan pakaian gratis, dan seterusnya.

Kiranya di antara sekian rahasianya adalah 4 hal berikut ini;

  • Dengan membantu sesama, kita seolah disuruh membuka mata dan melihat, betapa tidak layaknya bicara kesusahan, di tengah adanya banyak orang yang lebih susah dari diri kita. Terlalu banyak yang lebih susah, terlalu banyak yang lebih menderita, yang kemudian menjadikan kita tidak layak untuk bersedih. Apalagi berputus asa. Tidak berlama-lama sedih dan tidak berputus asa adalah awal yang bagus untuk memulai sebuah perubahan dan perbaikan. Apalagi bila ditambah dengan sebuah semangat. Semangat keluar dari permasalahan. Semangat bisa membuat kita memaksa diri kita untuk menatap langit, „tuk melangkah keluar menciptakan sejarah kehidupan yang baru.
  • Dengan melihat ke bawah, kita malah bisa bersyukur. Bukan mengeluh. Bersyukur dan tidak mengeluh inilah yang kemudian membawa ridha Allah masuk di tengah kehidupan kita yang sedang bermasalah. Kata Allah, hamba-Ku mengatakan mencintai-Ku, tapi ketika Aku beri dia sedikit saja kesusahan, ia mengeluh. Katakan padanya, sesungguhnya ia adalah pembohong. (Hadits Qudsi). Dan teringatlah saya akan nasihat Imam Ali, sebuah takdir (kejadian), kita suka tidak suka, senang tidak senang, ridha tidak ridha, terima tidak terima, toh ia akan terjadi juga. Andai kita menerima, maka bukan saja kita akan mendapat pahala, tetapi juga mendapat pertolongan dari Allah. Pertolongan Allah bisa berarti dukungan dan kemudahan dari Allah. Terima saja, dan syukuri. Lihat mereka yang lebih sulit, lebih susah dan lebih menderita.
  • Di antara perbuatan yang membuat Allah senang adalah membantu sesama. Banyak sekali ayat-ayat Allah di dalam al Quran yang Allah meminta kita untuk ringan membantu sesama. Bahkan sampai-sampai Allah memakai kata-kata, “Man dzalladzî yuqridullâha qardan hasanan… siapa yang bisa meminjamkan Allah…” yang kemudian Allah menawarkan ganti yang lebih baik, “… fa yudhâ-ifahû „adh-âfan mudhâ-afan…” Seolah-olah Allah yang perlu, dan „merengek-rengek kepada kita. Subhanallah, tidakkah kita malu kepada Allah?

Ada sahabat yang bertanya kepada Rasul, wahai Rasulullah, bagaimana mungkin kami meminjamkan Allah, sedangkan Dialah yang memberi makan, dan tidak diberi makan? Dialah yang mencukupkan segala kebutuhan, dan tidak memerlukan siapapun juga?
Rasulullah menjawab, meminjamkan Allah adalah dengan memberi makan yang kelaparan, memberi minum yang kehausan, meringankan beban penderitaan sesama, dan bersedekah.
Akhirnya, ketika kita menjawab (memenuhi) permintaan Allah untuk membantu sesama, perbuatan itulah yang mengundang kesenangan dan keridhaan Allah. Kalau Allah sudah senang sama kita, sudah ridha, tidak akan ada kesusahan yang boleh menjadi bagian dari kehidupan kita.

 “… Sesungguhnya Aku beserta kamu jika kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, beriman kepada Rasul-Rasul-Ku, membantu mereka, dan kamu pinjamkan Allah dengan pinjaman yang baik. Sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kufur di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (al Mâ-idah: 12).

Lihatlah, kalau Allah sudah beserta kita, maka tentu masalah kita akan menjadi bukan masalah lagi. Karena Allah begitu kuasa.
Dalam al Quran bahkan Allah menyatakan, bukan saja akan mengembalikan pinjaman yang kita berikan dengan pengembalian yang lebih baik dan lebih banyak, Dia juga memberikan bonus berupa ampunan. Kiranya, bila dosa kita telah membuat begitu banyak kesusahan terjadi, maka ampunan Allah memang sebuah hal yang sangat-sangat kita perlukan;
“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan pembalasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.” (at Taghâbun: 17).

Atau di lain ayat Allah menyatakan akan melipatgandakan amal hingga sepuluh (al Anâm: 160) bahkan hingga 700x lipat (al Baqarah: 261). Tentu saja angka ini hanya sekedar menggambarkan betapa besarnya balasan Allah terhadap mereka yang mau melakukan amal baik (baca: sedekah).

  • Ketika kita membantu sesama, membantu mereka yang sulit, sesungguhnya kita sedang “menghibur diri sendiri”. Sehingga kita bisa berkata-kata; Apalah kesusahan kita? Toh di tengah kesusahan kita, kita masih bisa berjalan, masih bisa melihat. Sementara itu banyak yang tidak bisa berjalan lantaran lumpuh, dan banyak yang tidak bisa melihat lantaran buta; Apalah penyakit kita? Toh di tengah penyakit kita, kita masih bisa berobat, masih bisa jalan ke rumah sakit, masih ada yang menemani. Sementara itu, banyak yang sakit, tapi tidak ada obat, tidak bisa berobat, bahkan tidak ada sanak saudara yang membantu; Apalah hutang kita? Toh banyak juga yang sudah mah punya hutang, ia pun masih dipenjara, dan disita hartanya; Apalah masalah kita? Ketika kita bermasalah, kita masih memiliki keluarga. Toh, tidak sedikit orang yang bermasalah dan keluarganya kocar-kacir.
Semoga pembahasan saya kali ini tentang Sedekah akan Memperbanyak Rezeki Bag.1 dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita semua.
Read More.. Sedekah akan Memperbanyak Rezeki Bag.1

Solusi Menyelesaikan Hutang "Menurut Ust.Yusuf Mansur" Bag.4

by in

بسم الله الرحمن الرحيم
Ust Yusuf Mansur

Nuniek - Pada kesempatan kali ini In sha Allah saya akan melanjutkan pembahasan mengenai masalah hutang "Solusi Menyelesaikan Hutang "Menurut Ust.Yusuf Mansur" Bag.4", semoga dapat memberikan manfaat bagi kita.

9. Perbaiki ibadah dan tingkatkan usaha.

Tingkatkan usaha, perbaiki ibadah dan doa. Untuk Anda yang muslim, terutama rajinin bangun malam untuk shalat tahajjud, dan pada pagi harinya shalat sunnah Dhuha, mengiringi shalat fardhu. Supaya pintu keberkahan dari langit bertambah terbuka. Kalau mengambil nasihat dari Aa Gym, luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar. Percayalah, bila Anda berhutang, dan Anda memang berniat untuk membayar, maka Allah akan hadirkan kemudahan-kemudahan bagi Anda. Dan hal ini juga menjadi ibadah tersendiri. Insya Allah.
10. Pasrahkan kepada Allah.

Memasrahkan diri kepada Sang Maha. Kalaupun akhirnya ada masa sulit yang memang harus mampir dalam kehidupan kita, terima saja. Yang penting kita tahu bahwa Dia sedang melihat kita dan tetap akan memperhatikan kita. Kita pasrahkan kejadian masa depan hanya kepada-Nya. Dan kadang-kadang kejadian tidak seburuk bayangannya koq. Udah waktunya berlalu mah, ia akan berlalu. Pagi saja berganti malam, tidak pernah pagi terus atau malamterus.
Sekali lagi, yakinkan diri akan Kuasa Allah. Insya Allah, ada saja jalan bagi kita, termasuk jalan keluar untuk hutang-hutang kita.

Membayar Hutang Lewat Jalan Sedekah

Kebesaran Allah selalu lebih besar daripada semua permasalahan yang kita hadapi. Lalu kemudian yang kita
perlukan adalah menghadirkan kebesaran Allah dalam proses penyelesaian masalah yang kita hadapi.

Sebenarnya ada satu lagi cara yang sangat-sangat efektif untuk bebas dari segala kesulitan, termasuk urusan hutang yang tidak terbayarkan. Caranya banyakin nolong orang, banyakin sedekah.

Ketika kita menemukan kesulitan muncul dalam kehidupan kita, apapun namanya, apapun bentuknya, bersegera saja mencari orang-orang yang lebih sulit dari diri kita. Bersegera saja mencari orang-orang yang lebih susah, lebih menderita daripada beban yang kita pikul. Mana perlu, korbankan banyak (jangan sedikit) apa yang kita punya. Kalaupun kita engga punya uang, tapi kita masih punya aset barang, jual saja barangnya, lalu sedekahkan. Keajaiban dari menolong orang, keajaiban dari bersedekah akan membebaskan kita dari kesulitan seperti apapun kesulitan tersebut adanya. Buktikan saja.

Lalu ada yang bertanya, ukuran sedekahnya bagaimana? Ukurannya adalah sebesar-besarnya kemampuan kita, dan sedekahlah yang terbaik. Besar kecilnya relatif. Tapi harus imbanglah dengan masalahnya. Kita punya masalah, sementara kita masih memiliki aset ratusan juta rupiah, lalu kita mengorbankan “hanya” beberapa ratus ribu rupiah, tentu akan terlihat ketidakimbangan. Lakukanlah pengorbanan yang terbaik, supaya Allah melihat, “hemmm, si Fulan mau mengorbankan harta dan jiwanya untuk-Ku, maka Aku akan bantu dia menyelesaikan persoalannya.”

 “Tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna, sampai kamu mau mengorbankan apa yang kamu cintai…” (Âli Imrân: 92).

Kebaikan buat para penghutang adalah terbayar hutangnya. Kebaikan buat orang yang sakit adalah sembuh dari sakitnya. Kebaikan untuk orang-orang yang sedang gelisah adalah ketenangan, dan seterusnya. Nah, mereka ini, digaransi Allah tidak akan mencapai kebaikannya itu dengan sempurna, dengan mudah dan gampang, kecuali mereka mau mengorbankan apa yang mereka cintai.

Untuk membantu menemukan bagaimana sih pengorbanan yang kira-kira dikehendaki Allah? Berikut ini ilustrasi kejadian. Please, jangan berpatokan dari hitam putih ilustrasi ini. Kembangkan sendiri, dan selaraskan dengan iman kepada Allah, yang berkaitan dengan keinginan dan permasalahan kita;
  • Saudara misalkan punya hutang. Katakanlah seratus juta rupiah. Sementara saudara saat ini tidak memiliki uang yang berarti untuk membayar hutang saudara. Tapi saudara memiliki tanah seluas 100 meter persegi. Dan tanah itu satu-satunya, yang sedianya akan saudara bangunkan rumah (sebab masih ngontrak). Lalu datang penawaran Allah, bahwa kebaikan bagi saudara adalah ketika saudara bisa mengorbankan apa yang saudara cintai. Kemudian saudara berani mewakafkan tanah tersebut untuk sekolah di sekitar saudara, atau saudara jual dan uangnya saudara sebar untuk rizki yatim piatu di kampung Anda. Maka insya Allah ini dianggap sebagai sebuah pengorbanan.
  • Saudara memiliki uang hanya satu juta-satu jutanya. Sementara saudara dihadapkan pada permasalahan hutang yang cukup besar. Lalu Allah menjanjikan akan menolong mereka yang mau menolong saudaranya. Dan karena tertarik dengan janji ini, saudara lalu menginfakkan delapan ratus ribu rupiah (jumlah yang sangat besar bila dibandingkan dengan uang yang hanya satu juta rupiah), untuk menyentuh kesusahan orang lain, membelai yatim, membayarkan beberapa spp anak, membelikan obat-obatan ringan bagi keluarga miskin; maka bila ini Saudara lakukan, insya Allah inilah pengorbanan terbaik dari saudara yang bisa segera mengundang pertolongan Allah.
  • Anda akan dioperasi jantung. Saat itu misalnya, tidak ada pilihan lain kecuali saudara menjual rumah satu-satunya milik saudara untuk biaya operasi. Dan Anda rela untuk tinggal di rumah kontrakan dengan alasan kesehatan jauh lebih mahal. Tapi ketika saudara tahu tentang keutamaan sedekah, di mana salah satunya adalah menghilangkan penyakit, Anda memilih tetap menjual tanah tersebut. Tapi bukan untuk biaya operasi, melainkan untuk disedekahkan. Anda lalu pulang, menandatangani surat pernyataan pelepasan tanggung jawab dari rumah sakit. Kemudian Anda lalu memilih tidak operasi, tapi rawat jalan saja, sambil mencari pengobatan alternatif. Jalan ini ditempuh oleh saudara, dengan keyakinan bahwa Anda perlu sesuatu untuk dikorbankan, untuk disedekahkan. Subhanallah saudara, iman saudara akan membuat Allah menyembuhkan penyakit saudara, tanpa operasi. Akan ada saja jalan dari Allah untuk menyembuhkan penyakit saudara tanpa melalui pintu operasi. Misalnya, suatu hari Anda kedatangan tamu, lalu tamu ini menyarankan Anda meminum ramuan tertentu. Eh, dengan ramuan ini saudara bisa sembuh. Dan sebenarnya, rahasia kesembuhan saudara adalah karena adanya ridha Allah. Allah senang saudara sudah berani mengorbankan tanah satu-satunya yang saudara sedianya jadikan biaya operasi; jadi dengan “hanya” meminum ramuan, saudara dibuat-Nya sembuh.
  • Seseorang yang ingin berhaji. Lalu dia memiliki tabungan dua juta rupiah. Lantas dia berpikir, akan lama kalau ia menabung. Bagaimana kalau ia sedekahkan saja? Urusan Allah yang akan melipatgandakan sedekahnya menjadi rizki baginya. Lalu ia sedekahkan. Saudara, bila ini ia lakukan, Allah Yang Maha Syakuur, Yang Maha Balas Jasa, akan membuktikan janji-Nya. Di kemudian hari ia insya Allah akan berangkat haji dengan rizki yang tidak ia duga-duga sebelumnya.
Dan masih banyak lagi. Sekarang saudara hitung masalah saudara, lalu saudara lihat-lihat di rumah dan di sekeliling saudara; adakah sesuatu yang bisa saudara infakkan di jalan Allah, seraya memohon pertolongan-Nya dalam masalah saudara. Semakin besar sedekah saudara maka pertolongan Allah pun akan semakin besar.


Sedekah akan memperbanyak rizki.

Semoga dalam pembahasan Solusi Menyelesaikan Hutang "Menurut Ust.Yusuf Mansur" Bag.4 dapat memberikan manfaat bagi kita semua, dan Insya Allah nanti akan saya lanjutkan kembali ke pembahasaan yang selanjutnya.
  - Jangan Lupa Bersholawat-
Read More.. Solusi Menyelesaikan Hutang "Menurut Ust.Yusuf Mansur" Bag.4

Solusi Menyelesaikan Hutang "Menurut Ust.Yusuf Mansur" Bag.3

by in

بسم الله الرحمن الرحيم

Ust.Yusuf Mansur
Nuniek - Insya Allah setelah sekian lama saya tidak melanjutkan pembahasan ini, dan harap dimaklumi karena saya juga seorang ibu rumah tangga yang banyak bgt urusan.. hehee,, kali ini saya akan melanjutkan ke bagian Solusi Menyelesaikan Hutang "Menurut Ust.Yusuf Mansur" Bag.3

5. Yakinkan diri bahwa Allah Maha Menolong.

Pikirkan Allah itu Maha Menolong. Tinggal sekarang kita berupaya agar pertolongan Allah hadir dalam kehidupan

kita, dalam permasalahan kita. Saudara, yang harus kita kuatirkan dalam setiap usaha kita dalam membayar hutang dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan lain adalah jangan-jangan pertolongan Allah tidak ada. Sebab tidak mungkin yang namanya “susah” tidak mau pergi kalau Allah sudah berkenan menolong. Minimal, ketika permasalahan masih ada, kalau Allah sudah berkenan menolong, Dia akan menghadirkan ketenangan dan kedamaian di hati. Hidup kita tidak tegang, tidak panik.

6. Percaya bahwa Allah bakal menolong. 

Usahakan menanamkan keyakinan bahwa Allah itu bakal menolong kita. Dengan begini, kita akan merasa aman. Sebab sudah ada sandaran. Kita pikirkan, kalau hutang kita ada yang menjamin, bukankah kita bakal tenang? Pikirkan, bila terhadap penyakit kita, ada yang bilang, ah, penyakit ini sih penyakit biasa, insya Allah bisa sembuh; maka hati kita langsung senang, langsung tenang? Demikianlah, kalau kita menyandarkan diri kita kepada Allah, dan meyakini bahwa Dia Yang Maha Menolong mau menolong kita, sungguh, ketenangan dan kedamaian akan hadir. Insya Allah.

Dan yang tidak kalah pentingnya, jaga sikap, jaga hati, jaga pikiran. Ini kalau kita semua mau ditolong oleh Allah. 

Maksudnya, jadikan diri kita pantas ditolong oleh Allah; “Barangsiapa yang bertakwa (memelihara diri) kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal (menyerahkan diri dan persoalan hidup) kepada Allah, niscaya Dia akan mengurusnya…” (ath Thalâq: 2-3).

7. Percaya bahwa Allah hanya menghadirkan hal-hal yang mudah dan hanya akan mempermudah.

Pikirkan bahwa Allah itu hanya menghadirkan hal-hal yang mudah saja. Tidak pernah menghadirkan hal yang sulit. Yang sulit mah kita. Kita bahkan menambah sulit diri kita dengan memelihara kekhawatiran dan ketakutan. Jadi, upayakan agar Kehendak Allah muncul dalam kasus hutang piutang kita. Mengupayakan kehendak Allah itu adalah dengan mengetahui dengan cara apa dan berusaha mendekati Allah sehingga Dia berkenan kepada kita;
“… Allah hanya menghadirkan kemudahan bagi kamu, tidak menghendaki kesukaran bagi kamu…” (al Baqarah: 185)

8. Jangan mengambil langkah yang salah dan hanya menambah permasalahan.

Panik hanya kepada Allah. Jangan panik lalu mengambil langkah-langkah yang menambah runyam keadaan. Mengatasi hutang dengan hutang baru tanpa ada pijakan bayarnya adalah salah satu contoh kepanikan, menurut pengalaman saya. Jangan coba-coba menutup masalah dengan menghadirkan permasalahan yang lebih besar.

Berpaling kepada selain Allah (meminta bantuan paranormal, dukun-dukun, kyai-kyai kurafat, kyai-kyai musyrik) akan menyebabkan Anda akan semakin jauh dari Allah. Langsung saja menghadap Allah, dengan jalan shalat dan sabar. Meski demikian, tidak salah minta doa dari orang yang Anda anggap alim, tidak salah minta nasihat dari pemuka-pemuka agama yang masih menjaga kehormatan dan kemuliaan agama Allah.

Semoga dalam pembahasan Solusi Menyelesaikan Hutang "Menurut Ust.Yusuf Mansur" Bag.3 dapat memberikan manfaat bagi kita semua, dan Insya Allah nanti akan saya lanjutkan kembali ke pembahasaan yang selanjutnya.
  - Jangan Lupa Bersholawat-
Read More.. Solusi Menyelesaikan Hutang "Menurut Ust.Yusuf Mansur" Bag.3

Batik Fraktal, Gabungan Seni dan Teknologi

by in

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Nuniek Milianti Almela : Batik merupakan ikhwal kriya tekstil yang tak asing bagi orang Indonesia, bahkan sering menjadi sebuah simbol akan bangsa Indonesia. Batik dikenal erat kaitannya dengan kebudayaan etnis Jawa di Indonesia bahkan semenjak zaman Raden Wijaya (1294-1309) pada masa kerajaan Majapahit. Namun pada dasarnya berbagai bahan sandang memiliki corak batik juga dari luar pulau Jawa, misalnya di beberapa tempat di Sumatera, seperti Jambi bahkan beberapa tempat di Kalimantan dan Sulawesi.Batik Fraktal, Gabungan Seni dan Teknologi

Motif batik digunakan mulai dari hiasan, kain sarung, kopiah, kemeja, bahkan kerudung dan banyak lagi. Namun hal yang sangat menarik dengan batik adalah bahwa ia merupakan konsep yang tidak sederhana bahkan dari sisi etimologinya. Batik dapat merepresentasikan ornamentasi yang unik dan rumit dalam corak dan warna dan bentuk-bentuk geometris yang ditampilkannya. Namun yang terpenting adalah bahwa batik dapat pula merepresentasikan proses dari pembuatan corak dan ornamentasi yang ditunjukkan di dalamnya.

Proses batik atau dalam verbia disebut pula sebagai "mbatik", merupakan hal yang
tidak sesederhana menggambarkan sebuah lukisan, misalnya. Multiperspektif yang terpancar dari
ornamentasinya merupakan hasil dari proses dan tahapan-tahapan pseudo-algoritmik yang sangat menarik. Berdasarkan publikasi Batik: The Impact of Time and Environment oleh H. Santosa Doellah yang diterbitkan oleh Danar Hadi, terdapat setidaknya tiga tahapan proses dalam ornamentasi batik, yakni:

1. Klowongan,
yang merupakan proses penggambaran dan pembentukan elemen dasar dari disain batik secara umum.

2. Isen-isen,
yaitu proses pengisian bagian-bagian dari ornamen dari pola isen yang ditentukan. Terdapat beberapa pola yang biasa digunakan secara tradisional seperti motif cecek, sawut, cecek sawut, sisik melik, dan sebagainya.

3. Ornamentasi Harmoni,
yaitu penempatan berbagai latar belakang dari desain secara keseluruhan sehingga menunjukkan harmonisasi secara umum. Pola yang digunakan biasanya adalah pola ukel, galar, gringsing, atau beberapa pengaturan yang menunjukkan modifikasi tertentu dari pola isen, misalnya sekar sedhah, rembyang, sekar pacar, dan sebagainya.

"Batik Fraktal" (CFB=computational fractal batik) adalah bentuk konstruksi yang mengakuisisi keduanya:
antara tradisi Indonesia dan tradisi matematika Barat yang dilakukan secara komputasional.
Desain kriya yang lahir dari tangan pembatik ditiru dalam teknik komputasional melahirkan tak terbatasnya
inovasi kreasi dari apa yang disebut sebagai Batik.

Batik Fraktal Komputasional mewujud dalam 3 bentuk:

-Batik Fraktal Sederhana  hasil simulasi komputer dalam bentuk fraktal yang memiliki kemiripan dengan desain batik tradisional.
-Batik Hibrida : Pola motif dalam fraktal dan motif batik digunakan sebagai bahan ornamentasi dan dekorasi untuk desain batik secara bersamaan.
-Batik Inovatif : Pola motif batik tradisional didesain ulang dengan menggunakan teknologi komputasional fraktal.

Berikut ini adalah beberapa contoh batik fraktal



Ketiga pola ini merupakan bentuk dari implementasi generatif atas kesadaran bagaimana batik memiliki sifat fraktal dan mendukung peluasan bentuk apresiasi terhadap budaya tekstil Indonesia non-tenun ini.

Catatan

Budaya batik berasal dari pemahaman kognitif yang tertuang ke dalam karya estetika visual yang sedikit banyak memberi gambaran implisit tentang bagaimana orang Indonesia memandang dirinya, alamnya, dan lingkungan sosialnya.

Pola batik yang diketahui bersifat fraktal merupakan sebuah kenyataan bahwa terdapat perspektif alternatif yang ada di kalangan masyarakat dan peradaban Indonesia yang unik relatif terhadap cara pandang modern yang umum.

Keunikan ini merupakan sesuatu yang penting mengingat fraktal merupakan bentuk pemahaman geometri yang mutakhir dan memiliki kesadaran akan kompleksitas sistem dan menanganinya dengan lebih bijaksana.

Batik sebagai sebuah obyek estetika berpola memiliki tata aturan penggambaran pseudo-algoritmik yang dapat diperlakukan sebagai bentuk seni generatif yang memiliki kegunaan:
  • memberikan sumbangan dan inspirasi kepada peradaban umat manusia, khususnya dalam bidang perkembangans seni generatif.
  • mendorong dan memperluas ekslorasi dan apresiasi atas batik sebagai bagian dari seni tradisi nusantara Indonesia.
  • penelitian tentang aspek fraktalitas pada batik secara umum mendorong penggalian lebih jauh tentang aspek kognitif terkait cara pandang dan kebijaksanaan masyarakat terdahulu kita tentang alam dan masyarakat.
  • mengingat eratnya kaitan antara seni dan sains sebagaimana ditunjukkan dalam sejarah perkembangan dan sejarah sains modern.
Read More.. Batik Fraktal, Gabungan Seni dan Teknologi

Teknologi Wireless Charger

by in

Nuniek ; Insya Allah kali ini saya akan membahas tentang apa yang dimaksud dengan Teknologi Wireless Charger, semoga tulisan kali ini dapat bermanfaat..

Beberapa contoh teknologi wireless yakni :

* Infrared (IR), radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.

* Wireless wide area network (bluetooth), spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal area networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatan-peralatan.

* Radio Frequency (RF), menunjuk ke spektrum elektromagnetik di mana gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh pemberian arus bolak-balik ke sebuah antena.

* Wireless personal area network, umumnya memiliki jarak komunikasi maksimal 10m saja, lebih pendek dibandingkan dengan Wireless Local Area Network (WLAN).

* Wireless LAN (802.11), suatu jaringan nirkabel yang menggunakan frekuensi radio untuk komunikasi antara perangkat komputer dan akhirnya titik akses yang merupakan dasar dari transiver radio dua arah yang tipikalnya bekerja di bandwith 2,4 GHz (802.11b, 802.11g) atau 5 GHz (802.11a). Kebanyakan peralatan mempunyai kualifikasi Wi-Fi, IEEE 802.11b atau akomodasi IEEE 802.11g dan menawarkan beberapa level keamanan seperti WEP dan atau WPA.

Teknologi Sederhana
 Sebenarnya teknologi yang digunakan wireless charging bukanlah temuan baru. Teknologinya sama dengan yang digunakan pada dinamo pembangkit listrik atau transformator penaik/penurun tegangan.

Semua perangkat tersebut sama-sama menggunakan hukum Fisika, yaitu bila suatu kumparan kawat dialiri listrik maka akan timbul medan magnet. Sebaliknya, bila suatu kumparan dikenai dengan medan magnet, maka akan timbul aliran listrik pada kawat kumparan. 

Dengan cara yang sama, charger yang berupa kumparan dialiri listrik. Sehingga timbul medan magnet di sekitarnya. Medan magnet ini mengenai kumparan yang telah dipasang di bagian belakang smartphone. Maka pada kumparan di smartphone timbul arus listrik yang seterusnya digunakan untuk mengisi baterai.
Jarak antara kumparan pada charger (transceiver) dan pada smartphone (receiver) harus sedekat mungkin. Makin jauh jaraknya, makin kecil listrik yang ditimbulkan pada kumparan di smartphone. Untungnya para peneliti di MIT pada tahun 2006 telah menemukan teknik resonansi sehingga jarak antara transceiver dan receiver bisa lebih jauh dibandingkan dengan induksi biasa. Mereka berhasil memisahkan kedua kumparan sejauh beberapa meter.

Pada penerapannya, jarak antarkumparan belum sejauh yang diriset di lab. Standar Qi yang dibuat oleh Wireless Power Consortium (WPC)  misalnya mendukung teknologi resonansi magnetik dengan jarak  sampai sejauh 40 milimeter.

Standar Sudah Ada
 Peranti-peranti yang menggunakan wireless charging seharusnya saling kompatibel, sehingga penerapannya bisa lebih luas.
Untuk itulah para vendor yang bekepentingan dengan wireless charging telah membentuk konsorsium yaitu WPC. Kini anggotanya sudah mencapai 120 perusahaan. Hasilnya adalah standar Qi (dibaca chi, yang berasal dari Bahasa Cina yang berarti energi).
Sejak tahun 2009 WPC telah menyertifikasi produk yang memenuhi standar Qi. Produk tersebut tidak terbatas pada perangkat charger untuk smartphone. Pada awal September 2012 lalu WPC mengumumkan telah mensertifikasi 110 produk konsumer mulai dari smartphone, charging pad, game controller, perekam Blu-ray Disc, charger telepon untuk mobil, jam, sampai modul charger yang dapat dipasang di meja dan furnitur lainnya. 

Di antara smartphone yang disertifikasi antara lain LG Optimus LTE2 dan Panasonic Eluga. Dari peranti-peranti yang telah disertifikasi selama ini, menurut WPC, kini sudah terdapat 8,5 juta unit peranti yang dipakai (installed base) di seluruh dunia.

“Industri telah memilih Qi karena keterbukaannya, fleksibel, fully interoperable, dan memberi keleluasaan pada perusahaan untuk menciptakan berbagai jenis produk dan aplikasi berbeda  yang dapat berkerja bersama,” jelas Menno Treffers, WPC Chairman, pada press release-nya awal September lalu. 

Suatu peranti bersertifikat Qi dapat di-charge dengan menempatkannya di bantalan charger berlogo Qi baik itu di kafe, restoran, bandara, di dalam mobil, rumah, kantor, dan tempat-tempat lainnya di seluruh dunia.
Jadi fasilitas wireless charging pada smartphone akan lebih menarik bila peranti charging-nya sudah banyak kita temui di berbagai tempat, termasuk di dalam mobil Anda. Dengan meletakkan smartphone di tempat botol minum di dalam mobil, Anda sebetulnya sedang mengisi ulang baterai selama berkendara.


Read More.. Teknologi Wireless Charger

Sudahkah Kita Bersyukur Hari Ini?

by in

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Nuniek Milianti Almela - Terkadang kita memang dipenuhi oleh rasa keputus-asaan yang diakibatkan oleh banyaknya tekanan tekanan dalam hidup kita,hutang-hutang kita menggunung tanpa adanya solusi menyelesaikan hutang.. kita selalu saja merasa setiap dari doa-doa yang kita panjatkan ke Allah Ta'ala tidak pernah terdengar olehNya, hati kita selalu merasa terhimpit, tanpa adanya sedikit harapan. yaah,, kita sama sekali tidak melihat adanya sedikit peluang untuk sukses. tapi Sudahkah Kita Bersyukur Hari Ini? Allah mungkin tak langsung menjawab doa kita, tapi ada hal yang terpenting.. Allah tidak langsung meng-adzab ketika kita berbuat dosa.http://nuniekmiliantialmela.blogspot.com/

Bersyukur
Alhamdulillah
Coba kita luangkan sedikit waktu kita untuk merenungi semuanya, pikirkan betapa besarnya yang telah diberikan Sang Maha Raja kepada kita.. Kita terbangun pagi2 dalam keadaan sehat (tapi tanpa kita sadari kita pun tak bersyukur kepadaNya) padahal kita bisa bangun saja itu adalah sebuah anugrah yang besar, karena kita masih diberikan kesempatan untuk bertaubat dari semua dosa2 yang telah kita lakukan. coba kita bayangkan seandainya tiba2 malaikat maut mendatangi kita, apa yang bisa kita lakukan ?? kita masih bisa bernafas, minum, makan, berjalan, melihat, mendengar dan masih banyak hal lainnya yang tanpa kita sadari itu semua merupakan nikmat-nikmat Allah. akan tetapi dosa kita bergunung gunung besarnya, sedangkan amal kita ?? waktu dalam hidup kita hanya kita hambur-hamburkan dalam hal-hal yang sama sekali tak berguna.
  • Berapa banyak ayat2 Al Qur'an yang telah kita baca ? kita lebih sering membaca majalah, koran, komik, dan hal-hal yang sama sekali tak ada kaitannya dengan penghambaan kita kepada Allah.
  • Kita merasa BERAT untuk menyampaikan hadist-hadist (apalagi menjalankan sunnah rasulullah saw), akan tetapi kita dengan mudahnya menyampaikan gosip2 tentang artis-artis, bahkan kita merasa bangga !!
  • Kita lebih senang mengajarkan hal-hal yang berbau kemewahan, tapi kita tidak pernah mengingatkan bahwa hal terakhir yang kita gunakan hanyalah kain putih.
  • Berapa banyak kita meninggalkan sholat ?? berapa banyak kita tidak berpuasa ??
Kita semua tidak pernah menyadarinya, sebenarnya kita masih dikelilingi oleh nikmat-nikmat yang sangat melimpah ruah disekitar kita.. cukuplah kita mengeluh melulu, mulai saat ini juga kita biasakan untuk beristighfar dan perbanyak bersyukur. Sudahkah Kita Bersyukur Hari Ini? 

-semoga bermanfaat-
Read More.. Sudahkah Kita Bersyukur Hari Ini?